Braket dan Box Motorku

 Bagi sebagian orang menggunakan motor dengan box di belakang mungkin di rasa tidak penting ya. Tapi  tidak bagiku, box ini sangat penting.  Nanti deh lain waktu kuceritakan. Sekarang aku mau cerita tragedi jatuhnya box motorku. Begini  pukul 16.30 aku baru pulang kerja, Sedangkan aku harus menjemput anakku yang harus ikut pengajian di jam yang sama, jadilah aku mengendari motorku dengan kecepatan tingkat dewa. Bayangkan semua polisi yang pada tidur ku tabrak tanpa rasa sungkan...ha..ha   ...

Pukul 16.40 sampailah aku di rumah, alhamdulllah anakku sudah siap karena memang sudah kuberitahu,  Melalui wa ku kabari"  Bang, nanti begitu umi sampai ke rumah, kita langsung berangkat ya." " Ok mi," begitu jawab anakku. Jadilah  begitu sampai rumah, aku langsung putar balik dan tancap gas ha...ha....  Sudah seperti draiver ojol saja gayaku. 

Dengan tanpa basa-basi kutancap gas motor kesayangaku, dengan harapan keterlambatan anakku tak bertambah... Sekali lagi tak kuhiraukan polisi tiduran yang berjejer di jalanan. Gdug...grud... begitu bunyinya.... ngeri-ngeri sedap dengarnya. tapi ya bagamana lagi.  Bagi orang time is money, bagi ku telat sangat  memalukan  begitulah prinsip

 Sekitar 5 menit jarak dari rumahku ke tempat pengajian ananku.   Alhamdulillah  akhirnya kami sampai di tempat pengajian anakku dengan selamat. Setelah  rutinitas salim dan lain-lain aku siap-siap untuk meluncur pulang ke rumah. Terbayang sudah  di benaku segera mandi dan istirahat. Sekedar meluruskan punggung di lantai , rebahan bentar  sepertinya nikmat.  

Tiba-tiba, " Teh! ibu dari teman anakku memanggil.  "   Baru nganter juga?  " katanya karena kami sama-sama terlambat mengantar anak kami. " Iya" jawabku. " Karena baru pulang dari sekolah. " Ya udh ayoo kita pulang bareng... " Yupzzz" jawabku.  Jadilah kami pulang bersama... konvoi gtu cerita... ha.. ha... konvoi udh kayak banyakan aja, Padahal mah cuma berdua. 

 Seperti biasa kalau   aku bareng jalan dengan ibu teman anakku ini, pasti aku bawa motornya di depan, di susul dia di belakang.  Begitu juga kali ini.  Aku melaju dengan santai di depannya, sambil sekali kali ngobrol menoleh  ke belakang.  Tiba-tiba" Gdddddubbbbraggggg...... suara yang sangat nyaring terdengar, di sertai terikan, "Teeeeeehhhhhh...."  Reflek aku menoleh ke belakang, ya Allah kulihat box motorku berguling guling tak berdaya di atas aspal.  Segera kuhentikan motorku dan berlari ke arah box ku... dengan rasa sedih  yang tak tergambarkan, seakan sebagian tubuh ini hilang... Telah lebih 10 tahun dia bersamaku. Sore ini dia terlepas ya Allah.. kurasakan  ini baru box terlepas dari bagian hidupku, aku sudah merasa sedih,  Bagaiman jika yang lain,  atau orang lain yang kehilangan benda/ sesuatu yang berharga pasti rasanya sedih sekali. 

Dengan cepat kuambil box motorku, kukhawatir akan mengganggu orang-orang yang lewat.  Ibunya Nay( ibu teman anakku) juga dia turun dan  membantuku. Dia langsung kepikiran, " Teh kita ikat aja  dulu pakai tali rafia... Alhamdulillah dia langsung kepikiran seperti itu,saat aku masih bergulat dengan pikiranku. " Iya boleh" kataku. Jadilah kami berdua berusaha mencari-cari tali rafia di jalanan. setelah cukup lama akhirnya dapat,dan kami pun mengikat nya sebisa kami.  Sambil mengikat ku bertanya pada ibunya Nay" Kemana ya teh bawa untuk ngbenerin ini" Tanyaku bingung karena aku tak tahu  tidak mungkin kubawa ke tempat aku pasang  box ini, karena tempatnya sangat jauh. Akhirnya ibunya Nay berkata" Gimana  kalau di bawa ke bengkel  depan gang rumah kita, kebetulan saya kenal" Begitu tegaasnya meyakinkanku. Kali aja bisa kan Teh!"  " Iya benar juga siapa tahu bisa ya..." Akhirnya dengan penuh perasaan kukendarai motor kesayanganku ini. Lebih berperasaan dari remaja yang sedang bucin ha...ha... begitulah lebaynya emak yang satu ini

Tak terlalu lama  kami sampai di  bengkel, dan alhamdulillah  abangnya bisa menyelesaikan masalahku, Hingga  akhir boxku  kembali menjadi bagian hidupku,  lega rasanya .... Alhamdulillhah ya Allah.

Eitttt.... ini belum selesai lhooo... tragedi ini belum usai. Pagi hari sekitar pukul 07.00 aku bersiap akan berangkat kerja. Aku bersiap seperti biasa. Tak lupa kusiapkan juga uang 21000 di jaketku karena aku ingat sudah sepekan dia tak kuberi minum, aku khawatir dia kehausaan. 

 Dengan  bismilahitawakaltu 'alallah, kukendari motorku, dan sampailah di SPBU.  Kulihat antrean cukup panjang.  Walau begitu aku tetap melaju mengikuti antrean...hingga sampailah giliranku mengisi bahan bakar, dddddddaaaaaannnnn.... ya  Allah ternyata setingan braketnya nutupi jok pemirsa.  Kucoba buka putaran penyangganya, tapi karena tanpa senjata apapun...akhinya  tetap g bisa. 

Dengan lemas dan malu aku keluar dari SPBU tanpa mengis bahan bakar.... bersambung


Komentar